Warganet
Aktor Warganet di Media Sosial
Awal pemahaman istilah warganet mengacu pada pernyataan Suzuki yang
menyebutkan bahwa kata netizen berasal dari kata net dan citizen. Net diartikan sebagai
jejaring, sedangkan citizen dipahami sebagai warga negara atau masyarakat. Oleh karena
itu, netizen atau warganet secara umum diartikan sebagai masyarakat yang terbentuk oleh
jejaring digital atau internet (Soelistyowati, 2019). Warganet adalah para pengguna
berbagai platform media sosial yang secara aktif berinteraksi satu sama lain secara digital
di dunia maya. Pendekatan aktor sosial memandang para pengguna media sosial sebagai
makhluk sosial yang berkomunikasi secara digital dan mendasarkan pada prinsip-prinsip
socio-technical interaction (Prajarto, Tania, & Purwaningtyas,). Prinsip-prinsip
interaksi antara aspek sosial dan teknologi tersebut meliputi jaringan tanpa batas, terjadinya
perubahan secara kontinyu, simetri pada kedua aspek, serta tindakan dan struktur dalam
konteks sosial dan teknologi (Sawyer & Jarrahi,)
Warganet dibedakan berdasarkan klasifikasi tingkat keaktifan mereka dalam
menggunakan media sosial. Klasifikasi tersebut membentuk beberapa
istilah berdasarkan peran mereka untuk memperkuat dan menyebarluaskan pesan atau
konten digital. Peran-peran yang ada dalam masyarakat digital adalah buzzer, influencer,
dan follower. Di media sosial, buzzer lebih diartikan sebagai akun yang setiap saat ber-
tindak menyebarluaskan, mengkampanyekan, dan mendengungkan pesan atau konten
digital kepada warganet lainnya dengan tujuan mempengaruhi maupun menguatkan pesan
atau konten tersebut (Arianto, 2020a). Di sisi lain, influencer merupakan akun media sosial
yang memiliki pengaruh sangat kuat terhadap para followersnya, sehingga akun tersebut
mampu mendorong dan mempengaruhi para followers untuk bertindak sesuai yang
dikehendaknya
Sesuai karakternya, follower adalah akun media sosial
yang mengikuti perilaku akun influencer dan buzzer. Para follower merupakan warganet
yang tunduk sesuai keinginan influencer dan buzzer yang diikutinya.
Akun media sosial yang berperan sebagai buzzer akan bertindak:
(1) Membentuk dan
memperkuat opini publik dalam ranah media sosial, yakni menempatkan opini tersebut
pada trending topic di suatu platform media sosial
(2) Membangun isu publik yang berasal
dari investigasi individu maupun influencer yang memiliki gagasan sama dengan isu
tersebut; dan
(3) Menyebarluaskan pesan atau konten digital di sebanyak mungkin platform
media sosial, sehingga pengaruhnya akan semakin kuat atas nalar para warganet.
Dalam penelitiannya, Holdford (2004) menjelaskan bahwa peran buzzer dapat memperkuat
promosi obat-obatan yang dilakukan oleh apoteker melalui upaya membangun persepsi
positif pada pikiran konsumen. Sesungguhnya, buzzer dalam konteks pemasaran dirancang
sedemikian rupa seperti disain teatrikal agar informasi tentang produk dan jasa dapat
dibicarakan secara berkelanjutan melalui jalur digital, sehingga informasi tersebut selalu
dikomunikasikan satu sama lain dalam kehidupan warganet (Oosterwijk & Loeffen, 2005).
Di sisi lain, influencer berperan pula untuk;
(1) Membangun ide awal bagi pem-
bentukan opini publik yang dapat diteruskan oleh buzzer dan follower melalui retweet, repost, maupun reshare;
(2) Membangun isu atau opini melalui proses
Ikut memviralkan konten yang berasal dari influencer maupun buzzer. Klasifikasi warganet
berdasarkan tingkat keaktifan mereka ditampilkan sifat akun, dan jumlah pengikut para aktor warganet yang meliputi
buzzer, influencer, dan follower. Ketiga aktor tersebut memiliki peran kekuatan pengaruh
yang berbeda-beda.